Watergius's Journal

The world as I see it

ketika “bhoothnath” mencalonkan diri

Bayangkan tanggal kematianmu telah ditentukan
dan kau diberikan tiga pilihan , tiga pilihan cara untuk mati.
.. dengan gantung diri
.. dengan lompat ke depan ke kereta yang bergerak, atau
.. dengan makan sianida

Lalu, kau akan berpikir bahwa gantung diri cukup merepotkan
demikian juga dengan lompat ke depan kereta.
Karenanya, memakan sianida adalah pilihan yang paling tepat.
Tidak ada penderitaan, tidak repot, sebuah kematian yang mudah.

Inilah dilema yang kita alami setiap lima tahun sekali,
dalam bentuk pemilihan umum.

Apakah kita harus memilih seseorang yang telah korupsi 4 trilyun?
Atau seseorang yang korupsi 2 trilyun?
Atau yang hanya korupsi 400 milyar saja?

Dibandingkan 4 trilyun dan 2 trilyun, yang korupsi 400 milyar saja kelihatannya lebih jujur,
Jadi marilah kita memilihnya.
Walaupun nantinya dia akan mengkorupsi duit kita, setidaknya jumlahnya lebih sedikit dibandingkan calon yang lainnya.

Sama halnya bila membandingkan orang yang telah melakukan 15 atau 9 pembunuhan,
orang yang hanya melakukan 2 pembunuhan kelihatannya lebih jujur.
Jadi marilah kita memilihnya.

Apa yang dapat kita lakukan?
Kita tidak punya pilihan apa-apa.

Inilah masalah paling besar negara ini.
Kita seharusnya memilih untuk seseorang yang benar-benar kita sukai, namun sebaliknya kita
memilih seseorang yang paling sedikit kita benci.

Di Swedia dan Finlandia bukan ini yang terjadi.
Di sana, jika orang-orang tidak menyukai salah satu kandidat yang ada, apakah kamu tahu
kepada siapa mereka memberikan hak suara mereka?
Mereka memberikan suara mereka yang berharga ke tokoh kartun favorit mereka.
Itulah sebabnya Donald Bebek adalah tokoh yang penting di sana.

Lalu apa yang akan terjadi bila ini terjadi di negara kita?
Mungkin Doraemon, Sponge Bob, Tom & Jerry, dan tokoh-tokoh kartun lainnya yang terpilih.

Sayangnya, di negara ini, kita diperbolehkan untuk memilih pejabat, tapi tidak kartun.

Jadi siapa yang akan kau pilih?

*

Aku berdiri di sini tidak memintamu untuk memilihku.
Aku di sini hanya meminta agar kalian menggunakan hak pilihmu.

Sehingga di masa depan, bila tokoh yang tidak kau sukai menang, kau tidak akan menyesal dan berkata jika saja aku memilih, maka dia tidak akan menang.

Di negara demokrasi, hak pilihmu adalah suaramu.
Kamu dapat membuat negaramu mendengarkanmu melalui hak pilihmu.
Karena itu bersuaralah, katakan sesuatu.
Mereka-mereka yang tidak ingin memilih tidak ingin negaranya mendengarkan dia.
Karena itu, inilah saatnya untuk mengatakan kepada mereka-mereka itu, jika mereka tidak ingin berbicara, jika mereka tidak memiliki sesuatu yang ingin disampaikan, maka kita pun tidak ingin mendengarkan mereka.

**
Penanya : Pak, tolong dijelaskan maksud kalimat terakhir itu.
X              : Apakah kau terdaftar sebagai pemilih?
Penanya  : Tidak Pak.
              : Apa? Aku tidak dapat mendengarkanmu. Tolong berbicara lebih kencang lagi.
Penanya   : Tidak Pak (sambil berteriak).
X                : Apa? Aku masih tidak mendengarkanmu.
Penanya   : Aku mengerti Pak sekarang (sambil tersenyum)

**

Karenanya, sekaranglah saatnya untuk berubah.

**

Tulisan di atas diambil dan diterjemahkan dari cuplikan film Hindi, Bhootnath Returns, yang bercerita tentang sesosok hantu yang mencalonkan diri menjadi pejabat pemerintah karena tidak adanya calon baik lainnya yang berani maju menentang partai berkuasa yang korup.

***

atampubolon

 

2 responses to “ketika “bhoothnath” mencalonkan diri

  1. rousyan June 23, 2014 at 5:06 am

    wah gus baru tau kalo di swedia bisa gitu.. nice info!

Leave a comment