Watergius's Journal

The world as I see it

Category Archives: Untaian Kata-kata

Quotes about friendship

To one of my friend that left us so early, Faro. Goodbye my friend. May you rest in peace.

goodbye my friend

**

A true friend is a gift of God, and only He who made hearts can unite them. —Robert South
*
Faithful friends are a sturdy shelter: whoever finds one has found a treasure.—Sirach 6:14
*
Friendship: To be a strong hand in the dark to another in the time of need.—Hugh Black
*
Friendship requires great communication between friends. Otherwise, it can neither be born nor exist.—Saint Francis de Sales
*
Friendship is a responsibility, not an opportunity.—Benjamin Franklin
*
A true friend unbosoms freely, advises justly, assists readily, adventures boldly, takes all patiently, defends courageously, and continues a friend unchangeably.—William Penn
*
Cultivate the qualities you desire in a friend, because someone is looking for you as their friend.—Unknown
*
Oh, the comfort, the inexpressible comfort of feeling safe with a person; having neither to weigh thoughts nor measure words, but to pour them all out, just as they are, chaff and grain together, knowing that a faithful hand will take and sift them, keep what is worth keeping, and then, with a breath of kindness, blow the rest away.—George Eliot
*
To the world you are just one person, but to one person you could mean the world.—Unknown
*
Good friends are like stars; you don’t always see them, but you know they’re always there.—Unknown
*
A friend is one who strengthens you with prayers, blesses you with love, and encourages you with hope.—Unknown
*
It is not so much our friends’ help that helps us as the confident knowledge that they will help us.—Epicurus
*
My best friend is the one who brings out the best in me.—The one to whom I can say, “I like me best when I’m with you.”—Unknown
*
Walking with a friend in the dark is better than walking alone in the light.—Helen Keller
*
Friends are God’s way of taking care of us.—Unknown
*
Friends are like angels following you through life.—Unknown
*
Each friend represents a world in us, a world possibly not born until they arrive, and it is only by this meeting that a new world is born.—Anais Nin
*
No love, no friendship, can cross the path of our destiny without leaving some mark on it forever.—Francois Mocuriac
*
How blessed I am to have known someone who was so hard to say goodbye to.—Unknown
*
We all take different paths in life, but no matter where we go, we take a little of each other everywhere.—Tim McGraw
*
No lapse of time or distance of place can lessen the friendship of those who are truly persuaded of each other’s worth.—Unknown
*
The most beautiful discovery that true friends can make is that they can grow separately without growing apart.—Elisabeth Foley
*
There is no distance too great between friends, for love gives wings to the heart.—Unknown
*
With every friend I love who has been taken into the brown bosom of the earth, a part of me has been buried there; but their contribution to my being of happiness, strength and understanding remains to sustain me in an altered world.—Helen Keller
*
True friends are never apart; maybe in distance, but not in heart.—Unknown
*
Memories last forever, never do they die. Friends stick together and never really say goodbye.—Unknown

***

originally sent to me by my other friend, Nicholas.

“Let’s play a game” answers (revealed)

Setelah memposting tentang hal ini (page : Let’s play a game) lebih dari setahun yang lalu di blogku, akhirnya malam ini aku membuka jawaban-jawaban yang telah dituliskan oleh beberapa orang. Jawabannya cukup menarik, demikian juga alasan kenapa aku tiba-tiba terpikir untuk membuka dan menuliskan jawaban-jawaban itu.

Seorang kenalan di negara ini, Michael Kelly, kebetulan sedang melihat-lihat sekilas isi blogku dan secara tidak sengaja melihat page tersebut dan menyampaikan kalau dia cukup penasaran dengan hal itu. Rasa penasaran inilah yang membuatku juga penasaran akan jawaban yang mungkin dituliskan di halaman itu dan berniat membagikannya…

**

FRIEND

Tanpa sahabat, kita akan lemah dan menjadi penakut, karena sejatinya, kasih sayang dapat membuat orang menjadi kuat dan berani… – lunk12 memulai topik ini.

YES !!! 🙂  (Anda benar bung – red) – Thony kemudian menimpali.

(dengan teman kita dapat – red) berdiri tegak menantang (rintangan, hambatan, … – red) – Taufan ikut bicara.

(teman juga sangat berguna kalau kita… – red) galau mau kerja >___<    – Shinn menceritakan pengalaman pribadinya

(teman itu … – red) trusty – Tarida mengakhiri sambil tersenyum.

***

 

Rumah

Seorang anak kecil berjalan, melewati sederetan bangunan yang bentuknya hampir sama. Kelihatannya ia tak terlalu memperdulikan bangunan-bangunan itu, entah bagaimana warna maupun hiasannya. Yang dia tahu hanyalah bahwa di salah satu bangunan itu, beberapa langkah lagi dari hadapannya, ada yang selalu setia menunggu kepulangannya, keluarganya . Itulah rumahnya.

Seorang remaja mengajak teman-temannya untuk menghabiskan Sabtu malam bersama-sama. Mereka bermain game, bermain kartu, dan juga ngobrol ngawur-ngidul. Waktu berlalu cepat tanpa mereka sadari. Satu persatu dari mereka pun mulai mengantuk dan tertidur. Posisinya? Beragam. Mulai dari paling nyaman beralaskan kasur dan bantal hingga yang tidur dekat dengan kaki temannya. Ruangan itu hanyalah sebuah kamar kecil, tidak lebih. Itulah rumahnya, tempat dia bebas meluangkan waktu bersama teman-temannya.

Sepasang suami istri terlihat sibuk bersama. Dengan tawa canda mereka mulai mengatur berbagai barang, mulai dari meja, kursi, hiasan dinding, hingga album foto. Mereka baru saja menikah beberapa waktu yang lalu dan kini tinggal di tempat ini. Mungkin mereka masih mengontrak, namun kini inilah rumah mereka berdua. Tempat mereka akan membangun mimpi-mimpi lainnya dan mempersiapkan masa depan yang masih panjang menanti.

Seorang tua duduk santai di teras rumahnya. Sambil duduk di kursi goyang dia terlihat asyik menikmati koran paginya. Tak berapa lama sebuah mobil masuk perlahan-lahan ke halaman rumahnya. Lalu seorang anak kecil pun melompat turun dan segera berlari menujunya. “Kakek”, kata anak kecil itu. Itulah rumahnya, yang terakhir mungkin di dunia ini. Tempat dia menikmati sisa hidupnya dan bersiap menunggu “rumah” berikutnya.

***

Agus Praditya T

Peristiwa Pagi Tadi

diambil dari kumpulan sajak Sapardi Djoko Damono

***

Pagi tadi seorang sopir oplet bercerita kepada pesuruh kantor tentang lelaki yang terlanggar motor waktu menyeberang.

Siang tadi pesuruh kantor bercerita kepada tukang warung tentang sahabatmu yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, Ialu beramai-ramai diangkat ke tepi jalan.

Sore tadi tukang warung bercerita kepadamu tentang aku yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu diangkat beramai-ramai ke tepi jalan dan menunggu setengah jam sebelum dijemput ambulans dan meninggal sesampai di rumah sakit.

Malam ini kau ingin sekali bercerita padaku tentang peristiwa itu.

Perahu Kertas,
Kumpulan Sajak,
1982.

Sapardi Djoko Damono

Tuhan Sembilan Senti

<diambil dari buku kumpulan puisi Taufiq Ismail>

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa
tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai
merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR
merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi
merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan
pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala
sekolah ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah
dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan
kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang
duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan
antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai
kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi
tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran di
toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di
kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat
penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di
dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat
merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu
dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang
merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI
sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan
bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor
perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-‘ek orang goblok merokok, di
dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di
ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok
merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang
perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli
hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi
ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip
berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, ke
mana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99
butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan
tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul
yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu’ut
tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan
ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15
penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000
zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang
diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu
ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap
rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120
orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih
dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas, lebih gawat ketimbang
bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban
narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa
di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan
celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan
indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan
sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan
fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap
tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

****
Taufiq Ismail